Arti Kalender Masehi, Jawa dan Hijriah – Apasih kalender penanggalan, takwim, almanak? dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalender ialah daftar hari & bulan dalam setahun, yang maknanya kalau kalender digunakan sbg metode yang jadi tanda perubahan yg sehari hari Anda tahu sbg masa atau waktu. sedangkan waktu atau masa itu sendiri adalah segala rangkaian proses, perbuatan, atau kondisi berjalan. Sehingga jika Kamu memperhatikan rangkaian keadaan tersebut, Kalian perlu adanya patokan-patokan, maka Kalian dapat memahami nya. maka dari itulah Kalian kenal ada penanda masa maupun waktu seperti jam, menit, detik, hari, tanggal dll. namun, bagaimana penanda masa ataupun waktu itu dapat tercipta? system waktu yg digunakan sekarang adalah hasil dari studi astronomi yang telah di laksanakan semenjak adanya peradaban manusia di muka Bumi ini, untuk sebab itulah, astronomi berperanan penting dalam menyusun sistim penanggalan maupun kalender.
System Penanggalan atau Kalender Menurut astronomi
Sebagian besar, kalender yang banyak di pakai kini di dasarkan pada peran penting dua benda langit, yaitu Matahari dan Bulan, sehingga ditemukan adanya system kalender Matahari, yang Kalian kenal sebagai system kalender Masehi, yg pasti Kamu pakai sehari-hari. Sistem yang lain adalah Sistem penanggalan Bulan, di pakai oleh masyarakat Islam. selain itu, berbagai bangsa menggunakan perpaduan Solar Lunar sebagai petunjuk Sistem penanggalannya, salah satunya yang di gunakan bangsa Yahudi dan China.
Tidak saja berdasarkan kepada Matahari & Bulan, malahan didalam adat masyarakat Indonesia, terutama yang profesinya sebagai petani, seperti contoh nya petani didaerah Jawa, mempergunakan penanda berbagai benda-benda langit yang lainnya, salah satunya Pleiades & rasi Orion, disamping juga mengikuti dengan pergantian musim serta siklus kehidupan lain, & sistim kalender yg pelik tsb dikenal dengan nama Pranatamangsa , ataupun dalam bahasa sekarang penanda Waktu.
Penanggalan Atau Kalender Masehi
Penanggalan yg Kalian gunakan saat ini disebut sbg kalender masehi, & deret waktu tahunan nya, (tahun 1), dimulai dari tahun kelahiran Nabi ISA As. berdasarkan pembagian itu, sebelum thn 1 disebut sebelum masehi, & sesudahnya disebut Masehi (M), Tiap thn di bagi menjadi bagian – bagian yg dikenal sebagai bulan, total dua belas bulan didalam 1 tahun, & Tiap bulan dibagi sekitar 28 – 31 hari.
Menurut astronomi, Sistem kalender masehi ditetapkan dari beredarnya Bumi mengelilingi Matahari, (system kalender solar). jikalau matahari ada dari ufuk terbit, hingga terbenamnya di kenal sebagai 1 siang hari, & kebalikan nya dari terbenam sampai terbit lagi dikenal sebagai 1 malam hari.
System penanggalan solar jumlahnya 365 hari didalam satu thn & 366 hari untuk tahun kabisat. dalam satu thn terbagi jadi 12 bulan, yg disebut dari Januari hingga Desember, dan Per bulan jumlahnya antara 28-31 hari, kecuali Februari jumlahnya 28 hari dan 29 hari untuk thn kabisat. penetapan thn kabisat ini muncul sebab pada kenyataan nya Bumi mengitari Matahari di dalam satu kali revolusi (sekali putaran full), sekitar 365,242199 hari (365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik), sehingga untuk mengatasi problem kelebihan hari tsb.
Penanggalan masehi sudah di pakai sejak masa Romawi, dan mulai melaksanakan Sistem yg serupa dengan system masehi, yang berdasarkan ilmu astronomi, sejak masa Julius Caesar. sekarang menurut penglihatan ilmu astronomi, dalam 1 tahun di terapkan sekitar 365,25 hari, kemudian terbagi jadi 12 bulan, & Sistem ini dinamai sebagai kalender Julian, berdasarkan nama Julius Caesar. tapi di sebabkan perhitungan yang tidak teliti, salah perhitungan mengakibat kan hingga tahun 1500 an, kalender telah mengalami perubahan sampai 10 hari.
Untuk mengatasi permasalahan itu, di thn 1582 Gregorius XIII, mengulang lagi penanggalan dengan mengubah dari tanggal 4 Oktober 1582 AD, keesokan harinya menjadi 15 okt 1582 AD, untuk tahun kelipatan nya 4, & mesti kelipatan 400 untuk tahun abad. kendati sistim ini awalnya digunakan di negara-negara yg agamanya Katholik, dan Sistem penanggalannya disebut sebagai kalender Gregorian, tapi di sebabkan sistim ini cukup bagus didalam penetapan waktu, akhir nya, mulai diterapkan & tersebar diseluruh bumi.
Kalender Atau Penanggalan Bulan
Sistim kalender Bulan sekarang dipakai didalam Sistem penanggalan orang muslim. Di kalender hijriah ganti bulan baru nya ialah menurut pada penampakan hilal, yakni bulan sabit terkecil yang bisa dilihat dengan mata telanjang. keadaan ini di sebabkan kalender Islam ialah kalender yang murni menurut kepada siklus sinodis bulan dalam Sistem penanggalan nya, yakni siklus dua putaran bulan yg sama secara berurutan.
Satu bulan didalam sistim penanggalan Islam terdiri antara 29 dan 30 hari, sesuai dengan rata-rata siklus fase sinodis Bulan 29,53 hari. 1 thn di dalam kalender Islam yaitu 12 kali fase sinodis bulan, yaitu 354 hari 8 jam 48 menit 36 detik. Itulah kenapa penanggalan Islam sedikit pendek sekitar sebelas hari dibandingkan dengan penanggalan masehi & penanggalan lain nya yg berdasar pada pergeseran semu tahunan matahari. Dengan ini pula bulan – bulan didalam system kalender Islam nggak selalu tiba di musim yang sama.
Perbedaan antara kalender Islam dengan penanggalan masehi yg Anda gunakan sehari-hari nggak berhenti disini saja. Terdapat pula Beda pada pergantian harinya. dalam kalender hijriah hari baru berawal setelah Matahari terbenam dan berlangsung sampai waktu terbenam nya Matahari esok hari nya. Contohnya, hari baru di mulai sejak matahari terbenam hari sabtu & berganti hingga matahari terbenam di hari minggu.
Kalender Atau Penanggalan Pranatamangsa atau Pranotomongso
Di samping penanggalan yg didasarkan pada penglihatan astronomi saja, masyarakat agrarian diindonesia, seperti didaerah Jawa, memakai seluruhnya baik astronomi, ekologi dan biologi di dalam penetapan penanggalannya, dikenal sebagai Sistem kalender Pranotomongso atau Pranatamangsa.
Pembagi thnan didasarkan siklus alam & pola musim (menyerupai kalender Masehi pada suatu tingkatan tertentu) untuk penduduk agraris di Jawa (dan bisa juga petani-petani diindonesia). bagian waktu terkecil adalah hari: Matahari terbit-terbenam. Bulan / Mangsa sekitar 23 hingga 43 hari, di sebabkan keberadaan Pulau Jawa yang sekitar tujuh derajat Selatan. kisaran tahun dibagi jadi 4 Mangsa Utama (Ketiga, Labuh, Rendheng & Mareng) yg lamanya berbeda – beda, dengan siklus enam bulan serta 6 bulan bermasa kebalikan nya.
Mulai Mangsa 1, biasanya sekitar bulan juni. Tengah tahun Mangsa 6 mendekati bulan desember, kebalikannya yg terjadi. Sistem penanggalan Pranotomongso maupun Pranatamangsa dalam kenyataannya sangatlah rumit, sebab gak sekedar memakai tuntunan benda langit, namun juga dengan keadaan alam yg mengikutinya, ekologi, meteorologi, serta sastra yang memperkayanya.
Pemakaian penanggalan ini telah dilakukan semenjak sejarah negara kita belum tercatat. Patokannya tak sekitar benda langit, tetapi tergantung fenomena yg ada di alam: arah angin, kelembaban, curah hujan, Musim tanaman, perilaku binatang, dan kalender ini digunakan sebagai pedoman berperang, pemerintahan, bertani, berdagang, merantau. kemudian di abad 19, kalender ini dibakukan sebagai Sistem penanggalan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono ke-VII , 22/06/1856, dan memasukkan thn Kabisat.
Kalender Atau Penanggalan Pranatamangsa atau Pranotomongso bisa juga dilihat sebagai kalender Orionik, sebab Orion yang kata penduduk agraria diJawa dilihat sebagai bajak yang memiliki peranan buat masyarakat. bagi petani di masa lampau, dengan memegang beras di telapak terbuka, lalu meluruskan tangan pada Luku, maka ketika bulir bulir beras terjatuh dari tangan, ini lah masa untuk memulai bercocok tanam.